WEDDING FILM SINEMATIK
PREWEDDING VIDEO 
LIVE VIDEO DOKUMENTASI
Siraman Sebelum Akad Nikah
Siraman merupakan proses memandikan atau mengguyur calon pengantin dengan air kembang sebelum prosesi ijab kabul dilaksanakan. Sebagai simbol untuk meluruhkan segala hal negatif dari diri calon pengantin sehingga bisa masuk ke gerbang pernikahan dengan diri yang sudah suci kembali. Biasanya upacara siraman dilakukan satu hari sebelum ijab kabul berlangsung.
Untuk urutan dan tata cara prosesi siraman antara lain pasang tuwuh, sungkeman, siraman, pemecahan kendi, potong rikmo, bopongan, ganti busana, jualan dawet dan potong tumpeng.
Midodareni 
Setelah siraman, pengantin akan berganti pakaian dan kemudian melakukan midodareni. Midodareni biasanya berupa doa-doa yang dipimpin oleh seorang pendeta atau sesepuh adat, yang bertujuan untuk memberikan restu dan doa agar pernikahan berjalan lancar dan bahagia.
Akad Nikah
Akad nikah dimaknai sebagai perjanjian antara wali dari mempelai perempuan dengan mempelai laki-laki dengan paling sedikit dua orang saksi yang mencukupi syarat menurut syariat agama. Dalam agama Islam, untuk prosesi pernikahan yang sah ada lima hal yang harus dipenuhi. Yaitu, adanya calon mempelai laki-laki, calon mempelai perempuan, wali dari mempelai perempuan, adanya minimal dua orang saksi, dan terakhir adalah Ijab Qobul. ​​​​​​​
Prosesi Panggih 'Temu Manten'
Prosesi Panggih merupakan salah satu dari sekian rangkaian acara adat khas Jawa. Kata panggih berarti ‘temu’. Dalam pernikahan Jawa, upacara panggih adalah pertemuan antara pengantin pria dan wanita sebagai suami istri setelah sah menikah secara agama.
Untuk urutan dan tata cara prosesi panggih antara lain penyerahan pisang sanggan, balangan gantal, pidak tigan, gendongan, timbang pangkon, tanem jero, ngunjuk rujak degan,kacar kucur, dhahar klimah, ngunjuk toya wening, papak besan, sungkeman, dan bubak kawah.
Prosesi Kirab Pengantin
Prosesi penyambutan pengantin Tradisional Nusantara baik Jawa (Solo/Jogja), Sunda, dan daerah lain biasa disebut dengan “Kirab Pengantin”. Kesenian ini awalnya berasal dari kebudayaan dan tata cara keraton dan biasa dilakukan pada upacara-upacara besar seperti : Jumenengan, Penyambutan Tamu Agung, dan Arak-arakan Pernikahan Putri Raja.
Pada Kirab Pengantin Tradisional Jawa yang lengkap biasanya Komposisi tariannya dipimpin oleh seorang penari pria yang biasa disebut “Cucuk Lampah” yang diikuti oleh sepasang gadis remaja yang membawa (Kembar Mayang) dan diiringi oleh para penari Badaya yang berjalan pelan dan teratur, dewasa ini pada sebuah perhelatan perkawinan yang menggunakan adat Jawa, setelah proses kirab selesai selanjutnya digelar sebuah tarian persembahan seperti misalnya, Srikandi & Arjuna, Badaya, atau Gambyong. Yang diiringi langsung oleh musik karawitan Jawa, sehingga keseluruhan kirab ini akan menghadirkan nuansa yang sakral dan agung.
Resepsi Pernikahan
Prosesi ini dilakukan setelah akad nikah dilangsungkan. Pada saat resepsi pernikahan, kedua mempelai akan menerima tamu undangan dan makan bersama-sama. Acara ini juga diisi dengan berbagai macam hiburan seperti tari-tarian dan musik tradisional Jawa.
Tari Gatot Kaca Gandrung
 Tarian ini mengisahkan tentang keberanian seorang pahlawan Jawa bernama Gatot Kaca yang membantu Raja Pandawa dalam memenangkan perang melawan para Kurawa. Dalam konteks pernikahan adat Jawa, tarian ini memiliki beberapa makna dan simbolik, antara lain:
1. Keberanian dan kekuatan
Tarian ini menggambarkan keberanian dan kekuatan seorang pahlawan Jawa, Gatot Kaca, dalam menghadapi musuh. Dalam pernikahan, tarian ini melambangkan keberanian kedua mempelai untuk menghadapi kehidupan baru bersama.
2. Kesetiaan
Gatot Kaca dikenal sebagai sosok yang sangat setia kepada Raja Pandawa. Dalam pernikahan, tarian ini juga melambangkan kesetiaan dan kebersamaan kedua mempelai dalam menjalani kehidupan rumah tangga.
3. Kecantikan dan kemurnian
Tarian ini juga dipercaya dapat memberikan kecantikan dan kemurnian kepada kedua mempelai. Tarian ini melibatkan gerakan-gerakan yang indah dan halus yang dipercaya dapat memberikan keindahan dan kesempurnaan pada diri kedua mempelai.
4. Doa untuk kebahagiaan dan keberkahan
Tarian Gatot Kaca Gandrung juga dianggap sebagai sebuah doa untuk kebahagiaan dan keberkahan bagi kedua mempelai. Dalam pernikahan adat Jawa, tarian ini biasanya dipentaskan pada saat-saat penting seperti saat masuk pengantin atau saat acara puncak resepsi sebagai simbol doa dan harapan untuk kebahagiaan kedua mempelai.
Tari Sekar Puri
Tarian ini melambangkan keindahan, keharmonisan, dan keberhasilan dalam hidup berumah tangga. Tari Sekar Puri menggambarkan keindahan istana kerajaan yang dihiasi dengan bunga-bunga, pohon-pohon, dan dekorasi lainnya. Tarian ini juga menggambarkan peran perempuan sebagai pemegang keharmonisan dan keindahan dalam rumah tangga. Dalam tari ini, penari juga menggunakan gerakan-gerakan yang lemah gemulai dan indah, sejalan dengan makna tarian tersebut.
Siraman Tujuh Bulan Kehamilan (Mitoni)
Mitoni atau acara tujuh bulanan merupakan prosesi adat Jawa yang ditujukan pada ibu yang kandungannya mencapai usia tujuh bulan kehamilan. Mitoni sendiri berasal dari kata “pitu” yang artinya adalah angka tujuh. Meskipun begitu, pitu juga dapat diartikan sebagai pitulungan yang artinya adalah pertolongan, di mana acara ini merupakan sebuah doa agar pertolongan datang pada ibu yang sedang mengandung. Selain mohon doa akan kelancaran dalam bersalin, acara mitoni ini juga disertai doa agar kelak si anak menjadi pribadi yang baik dan berbakti.
Untuk urutan dan tata cara mitoni antara lain sungkeman, siraman, pecah telur, memutus janur/lawe, brojolan, pecah kelapa, ganti busana, jualan cendol/rujak dan potong tumpeng.
FOTOGRAFI
Back to Top